Jakarta, 22 Desember 2025 – Sebagai wujud nyata kepedulian dan tanggung jawab sosial bagi masyarakat, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) melalui Program Kemaslahatan telah menyalurkan bantuan tanggap bencana senilai Rp14,7 miliar. Langkah ini diambil sebagai respons cepat untuk mengakselerasi penanganan dampak banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah Sumatera dalam beberapa pekan terakhir.
Bantuan tersebut disampaikan dalam konferensi pers bertajuk Kuat Bersama:"Dari Tanggap Darurat menuju Bangkit Berkelanjutan" yang digelar di Jakarta, Senin (22/12). Penyaluran bantuan difokuskan pada tiga provinsi yang terdampak paling signifikan, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Amanah untuk Umat di Tengah Ujian
Bencana yang melanda 52 kabupaten/kota ini telah menyisakan duka mendalam. Mengacu pada data Dashboard BNPB per 22 Desember 2025, tercatat 1.090 jiwa meninggal dunia, 186 orang hilang, serta ribuan warga mengalami luka-luka. Kerusakan infrastruktur pun masif, mencakup lebih dari 147 ribu rumah warga serta ratusan fasilitas pendidikan dan rumah ibadah.
Anggota Badan Pelaksana BPKH Sulistyowati menyampaikan bahwa kehadiran BPKH merupakan jembatan solidaritas bagi sesama.
"Bantuan ini adalah amanah dari umat untuk umat. Melalui Program Kemaslahatan, kami mengalokasikan nilai manfaat dari hasil pengelolaan Dana Abadi Umat (DAU) untuk memastikan saudara-saudara kita di Sumatera tidak berjuang sendirian. Kami ingin hadir di tengah mereka untuk membantu mereka bangkit lebih kuat," ungkap Sulistyowati.
Penyaluran Komprehensif: Dari Logistik hingga Rehabilitasi
Untuk memastikan efektivitas di lapangan, BPKH telah memetakan distribusi bantuan yang mencakup 24 program tanggap bencana ke dalam tiga pilar utama:
- Penyelamatan dan Logistik Dasar: Pendistribusian sembako, paket kebersihan (hygiene kit), perlengkapan bayi, serta kebutuhan sandang seperti tikar dan selimut bagi para pengungsi.
- Dukungan Operasional Lapangan: Penyediaan dapur umum yang higienis, alat kebersihan, serta akses air bersih sebagai kebutuhan vital di lokasi bencana.
- Pemulihan Pasca-Bencana: Fokus pada keberlanjutan masa depan masyarakat melalui dukungan pendidikan dan rehabilitasi fisik bangunan sekolah serta masjid yang mengalami kerusakan.

Sinergi untuk Akuntabilitas
Dalam mengimplementasikan langkah strategis ini, BPKH mengedepankan prinsip kolaborasi dan transparansi dengan menggandeng 7 Mitra Kemaslahatan yang memiliki rekam jejak kuat di lapangan, seperti BAZNAS, Baitulmaal Muamalat (BMM), Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, LAZISMU, NU Care-LAZISNU, dan Daarul Qur’an.
Sinergi ini memastikan bahwa bantuan mengalir secara tepat sasaran dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat luas.
"Kami berharap kolaborasi ini menjadi fondasi awal bagi pemulihan ekonomi dan sosial masyarakat. Dengan gotong royong, kita optimistis Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat akan segera pulih," tutup Sulistyowati.